Laman

Minggu, 03 Februari 2013

Janjang Koto Gadang


Masyarakat Minang sekarang bisa berbangga hati karena Bukittinggi dan Agam, Sumatera Barat punya kawasan wisata baru. Bentuknya mirip-mirip dengan tembok China. Tapi yang di Koto Gadang mungkin lebih cantik, pemandangan ngarai Sianok terbentang. Pembangunan Janjang Koto Gadang atau Janjang Seribu yang merupakan ide dan sesepuh minang bapak Azwar Anas. Ide dan gagasan ini terujud dan dilaksanakan oleh Tifatul Sembiring Menteri Kominfo RI bersama kekuatan perantau.

Memasuki kawasan ini, pengunjung akan melalui jalan menurun. Kemudian bertemu dengan panorama Ngarai Sianok, persawahan dengan tebing-tebing nan indah ada jembatan gantung dan anak tangga yang tinggi
Kita akan membuat sejarah dan efek luar biasa dari pembangunan Janjang Koto Gadang. Salah satu efeknya adalah peningkatan ekonomi
masyarakat dan pengembangan wisata. Orang kalau ke Bukittingi pasti kenal dengan Jam Gadang, Ngarai Sianok, Lubang Jepang dan lain-lain. tapi orang belum tahu dengan Janjang Koto Gadang yang banyak kenangan sejarahnya. Hal ini di sampaikan Tifatul Sembiring ketika meresmikan dan penandatanganan prasasti Janjang Koto Gadang, Kabupaten Agam di Mesjid Koto Gadang, Sabtu (26/01).
Ikut hadir dalam kesempatan itu sesepuh minang AzwarAnas, Mutia Hatta, Ketua DPD RI Irman Gusman berserta anggota DPD asal pemilihan Sumatera Barat, Anggota DPR RI Refrizal, beberapa Bupati/Wako Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Dirjen Pariwisatá dan Ekonomi Kreatif Edi Waluyo, Wakil Ketua DPRD Sumbar Leonardy Harmainy serta perantau Koto Gadang.
Lebih lanjut, Tifatul mengatakan pembangunan Janjang Koto Gadang ini akan terus kita lakukan ke Singgalang, Koto Tuo dan Balingka sehingga mempunyai Sejarah tersendiri. 



Untuk Latar Belakang dibangunnya Janjang Saribu atau Janjang Koto Gadang ini dapat juga anda baca di :
http://lizenhs.wordpress.com/2013/04/26/siapa-dibelakang-great-wall-of-koto-gadang-gwokg/ dan http://lizenhs.wordpress.com/2011/10/28/kiktinggi-kota-wisata-janjang/

11 komentar:

  1. Ada yang lucu dan aneh pada tulisan ini yaitu Kota Tuo, tentu kalau di Indonesiakan Kota Tua lucukan kalau ditanya sama orang kampung itu akan diketawakan. Ingat nama tempat jangan di Indonesiakan separoh-separoh, jadi tetap ditulis Koto Tuo, Malah seharusnya Kototuo, disambungkan. IV Angkat seharusnya Ampek Angkek. Lubuk begalung, seharusnya Lubuakbagaluang, Birugo bukan Biruga, Lubuak Basuang, bukan Lubukbasung. Sungai Jaring, seharusnya sunagi jariang. Matur seharusnya Matua. Parak Lawas seharusnya Paraklaweh. kalau di indonesiakan akan merubah arti dan lucu dibaca dan didenagrkan, Coba lareh bukan laras akan merubah arti. Itu saran dari ambo haslizen Hoesin

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada salah ketik sungai jaring seharusnya Sungai jariang

      Hapus
  2. Terimakasi atas sarannya pak... hal ini akan kami perhatikan lebih seksama lagi dan akan kami perbaiki

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. untuk melengkapi bacaan tentang janjang Koto Gadang Baca juga Siapa dibelakang Graat Wall of Koto Gadang GWoKG http://lizenhs.wordpress.com/2013/04/26/siapa-dibelakang-great-wall-of-koto-gadang-gwokg/ selamat membaca.

    BalasHapus
  6. The Great Wall of Kotogadang is very excited.. :D
    tak bisa diungkapkan dgn kata2..

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. untuk melengkapi bacaan tentang janjang Koto Gadang Baca juga Siapa dibelakang Graat Wall of Koto Gadang GWoKG https://lizenhs.wordpress.com/2013/04/26/siapa-dibelakang-great-wall-of-koto-gadang-gwokg/

    BalasHapus
  9. untuk melengkapi bacaan tentang janjang Koto Gadang Baca juga Siapa dibelakang Graat Wall of Koto Gadang GWoKG https://lizenhs.wordpress.com/2013/04/26/siapa-dibelakang-great-wall-of-koto-gadang-gwokg/

    BalasHapus
  10. untuk melengkapi bacaan tentang janjang Koto Gadang Baca juga Siapa dibelakang Graat Wall of Koto Gadang GWoKG https://lizenhs.wordpress.com/2013/04/26/siapa-dibelakang-great-wall-of-koto-gadang-gwokg/

    BalasHapus